Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Selasa, 29 Januari 2013

UTANG

Dalam hidup ini, manusia seringkali melakukan hubungan muamalah dengan sesamanya, salah satunya adalah transaksi jual beli. Namun dalam proses jual beli tidak selalu hal itu dilakukan secara tunai atau seseorang tidak punya uang padahal ia sangat membutuhkannya, maka iapun meminjam uang untuk bisa memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut dengan utang. Sebagai manusia, apalagi sebagai muslim yang memiliki harga diri, sedapat mungkin utang itu tidak dilakukan, apalagi kalau tidak mampu membayarnya, kecuali memang sangat darurat, karena itu seorang muslim harus hati-hati dalam masalah utang, Rasulullah Saw bersabda:
ِايَّاكُمْ وَالدَّيْنِ فَاِنَّهُ هَمٌّ بِاللَّيْلِ وَمَذَلَّةٌ بِالنَّهَاِر

Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari (HR. Baihaki)


Bagi seorang muslim, utang merupakan sesuatu yang harus segera dibayar, ia tidak boleh menyepelekannya meskipun nilainya kecil. Bila seorang muslim memiliki perhatian yang besar dalam urusan membayar utang, maka ia bisa menjadi manusia yang terbaik. Rasulullah Saw bersabda:


 خَيْرُ النَّاسِ خَيْرُهُمْ قَضَاءً

Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam membayar utang (HR. Ibnu Majah).


Namun apabila manusia yang berutang tidak mau memperhatikan atau tidak mau membayarnya, maka hal itu akan membawa keburukan bagi dirinya, apalagi dalam kehidupan di akhirat nanti, hal ini karena utang yang tidak dibayar akan menggerogoti nilai kebaikan seseorang yang dikakukannya di dunia, kecuali bila ia memang tidak mempunyai kemampuan untuk membayarnya, Rasulullah Saw bersabda:



 اَلدَّيْنُ دَيْنَانِ فَمَنْ مَاتَ وَهُوَيَنْوِىْ قَضَاءَهُ فَأَنَا وَلِيُّهُ وَمَنْ مَاتَ وَلاَيَنْوِىْ قَضَاءَهُ فَذَالِكَ الَّذِىْ يُؤْخَذُمِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ يَوْمَئِذٍ دِيْنَارٌ وَلاَدِرْهَمٌ.

Utang itu ada dua macam, barangsiapa yang mati meninggalkan utang, sedangkan ia berniat akan membayarnya, maka saya yang akan mengurusnya, dan barangsiapa yang mati, sedangkan ia tidak berniat akan membayarnya, maka pembayarannya akan diambil dari kebaikannya, karena di waktu itu tidak ada emas dan perak (HR. Thabrani).

Milikilah sifat yang selalu menerima pemberian dari Allah Swt (Qona'ah), jangan sampai kita memiliki hutang karena selalu tidak puas terhadap rizki yang kita dapatkan.


Wallahu A'lam Bisshawab.

Ditulis oleh Ustadz Agus Handoko, MA  

Senin, 28 Januari 2013

Landasan Keagamaan Peringatan Maulid Nabi


Peringatan maulid nabi pada setiap Rabi’ul Awwal diselenggarakan oleh banyak kaum muslimin  di berbagai belahan dunia. Dalam acara tersebut biasanya dibacakan sejarah atau biografi kehidupan Nabi Muhammad mulai dari kelahiran hingga wafatnya.Dalam konteks pengalaman bertradisi Indonesia  acara ini dilestarikan oleh  mayoritas muslim Indonesia pada bulan tertentu yang berkesesuaian dengan Rabi'ul Awwal, apalagi setelah diberlakukannya tanggal 12 Rabi'ul Awwal sebagai hari libur nasional yang sejajar dengan hari besar lainnya, seperti yang tercatat di dalam kalender pemerintah Indonesia.
Peringatan maulid oleh masyarakat Islam dikemas dalam bentuk pengajian dan kajian Islam di mushola dan masjid. Pun dirayakan  berbagai instansi, baik pemerintahan maupun swasta, dengan  aneka ragam acara, mulai dari  pagelaran budaya masing-masing daerah yang bernuansa Islami sampai pada pengajian yang berisi mau'idlah hasanah (nasehat yang baik) tentang sejarah tauladan Nabi Muhammad sebagai acara inti.
Sebenarnya peringatan maulid atau kelahiran nabi termasuk tadisi baru, yang belum pernah terjadi pada masa beliau  masih hidup, juga setelahnya. Bid’ah hasanah ini sebagaimana dinyatakan pakar Islam asal Libanon Syaikh Abdullah al-Harary terjadi pada awal tahun enam ratus hijriah oleh Penguasa Ibril dari Irak, Raja  al-Mudhaffar Abu Sa'id Al Kukburiy bin Zainuddin Ali Bin Buktikin (w. 630 H/1232 M) yang terkenal alim, ahli taqwa, pemberani dan bermadzhab Ahlissunnah wal Jama’ah. Untuk peringatan ini raja mengumpulkan banyak ulama dari kalangan ahli hadits, para shufi dan sebagainya. Prakarsa ini kemudian dinyatakan terpuji oleh para ulama dari penjuru timur hingga barat, misalnya oleh Ibn Hajar Al-Asqalany ( 793-852 H/1391-1448 M ), Al-Hafidz as-Sakhawy (w. 902 H), dan Al-Hafidz as-Suyuthy (Al-Harary, Sharihul Bayan, Juz I, h. 286 )
Al Hafidz as-Sakhawy, murid Ibn Hajar Al-Asqalany   menuturkan bahwa peringatan maulid nabi ini belum pernah terjadi pada masa ulama salaf pada  abad ke tiga hijri, hal ini terjadi setelah abad itu, dimana masyarakat muslim dari segala penjuru senantiasa memperingatinya, dan pada malam harinya mereka berderma dengan aneka shadaqah dan membaca sejarah kelahiran nabi (Al-Ajwibah al Mardhiyyah, Juz III, h. 1116- 1120)
Secara substansial nilai-nilai yang terkandung di dalam peringatan maulid itu sudah dilaksanakan oleh Rasulullah,  sebagaimana yang ditunjukkan langsung oleh beliau dalam haditsnya sebagai berikut:
عَنْ اَبِى قَتَادَةَ الاَنْصَارِى رَضِي الله عنه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى الله عليه وسلّم  سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الاِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ اُنْزِلَ عَلَيَّ. رواه مسلم
Dari Abi Qotadah al-Anshary, sesungguhnya Rasulullah Shallallah ‘alaih wasallam ditanya tentang puasa senin (yang sudah menjadi kebiasaan beliau), lalu beliau  menjawab bahwa pada hari itu aku dilahirkan dan (pada hari itu pula) wahyu diturunkan (Allah Ta’ala) kepadaku. H.R. Muslim [1977]

Hukum Dan Landasan
Adapun hukum yang terkandung di dalamnya dapat dilihat dari adanya hal-hal sebagai berikut:
a). Jika dilihat dari tindakan perayaannya, maka statusnya dapat dikategorikan sebagai hal baru ( bid'ah ).
b). Jika dilihat dari kandungan di dalam perayaannya yang bernilai hasanah (positif), maka para ahli bersepakat untuk mengatakan bahwa perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad adalah termasuk Bid'ah Hasanah, yang hukumnya adalah Mubah (boleh), bahkan bisa berubah menjadi sunnah (dianjurkan). Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor:
1). Dapat meneguhkan hati umat Islam setelah mendengar  penyampaian biografi Nabi dalam acara   peringatan maulid, sebab beliau adalah rahmat a'dlam (rahmat paling agung) bagi umat manusia, sebagaimana anjuran al-Qur'an untuk selalu  merayakan hari lahirnya rahmat, yaitu:

قلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا
Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah  dengan itu mereka bergembira. (Yunus:58) 

وَكُلاًّ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ فُؤَادَكَ
Dan semua kisah-kisah para rasul Kami ceritakan  kepadamu yakni kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu. ( QS. Hud: 120)

2). Memperbanyak bacaan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad itu, sesuai dengan Firman Allah Ta’ala sebagai berikut:

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi., Hai  orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. ( QS.Al-Ahzab: 56)
Imam al-Suyuthy (849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid  menanggapi hukum perayaan maulid nabi sebagai berikut: 

قَالَ اَلْجَوَابُ عِنْدِى أنَّ أصْلَ عَمَلِ الْمَوْلدِ الَّذِى هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ. وَرِواَيَةُ الأخْبَارِ الوَارِدَة فِى مَبْدَءِ أمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِى مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِى يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.
Jawabnya menurut saya: "Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia. (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, h. 189-197 ) 

c). Jika dilihat dari sisi nilai positif yang terkandung di dalamnya seperti itu, maka para ahli berkomentar seperti dalam kitab sebagai berikut:

1). Kitab Iqtidlaus Shirath al-Mustaqim, yaitu:
فَتَعْظِيْمُ الْمَوْلِدِ وَاتِّخَاذُهُ مَوْسِمًا قَدْ يَفْعَلُهُ بَعْضُ النَّاسِ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهِ اَجْرٌ عَظِيْمٌ لِحُسْنِ قَصْدِهِ وَتَعْظِيْمِهِ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّم كَمَا قَدَّمْتُهُ لَكَ
Mengagungkan Maulid dan menjadikannya sebagai  hari raya setiap musim, dilakukan oleh sebagian orang dan ia akan mendapatkan suatu pahala yang sangat besar dengan melakukannya, karena niatnya yang baik  dan karena mengagungkan Rasulullah, sebagaimana yang telah aku sampaikan .

2).Ibn Taimiyah sebagaimana dikutip Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki , yaitu:
يَقُوْلُ اِبْنُ تَيْمِيَّة قَدْ يُثَابُ بَعْضُ النَّاسِ عَلَي فِعْلِ الْمَوْلِدِ وَكَذَلِكَ مَا يُحْدِثُهُ بَعْض النَّاسِ إمَّا مُضَاهَاة لِلنَّصَارَى فِى مِيْلاَدِ عِيْسَى عليه السلام وَإمَّا مَحَبَّةٌ لِلنَّبي صلي الله عليه وسلم وَتَعْظِيْمًالَهُ وَالله قَدْ يُثِيْبُهُمْ عَلَى هَذِهِ الْمَحَبَّةِ وَالاجْتِهَادِ لاَ عَلَى  الْبِدَعِ. 
Ibn Taimiyyah berkata, “orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi akan diberi pahala. Demikian pula apa yang dilakukan oleh sebagian orang. Adakalanya bertujuan meniru di kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa AS, dan adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Allah Ta’ala akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan  atas bid’ah yang mereka lakukan.”(Manhajus Salaf fi Fahmin Nushush Bainan Nadzariyyat wat Tathbiq, h. 399)

3). Kitab I’anatut Tholibin , yaitu
وَ مِنْ أحْسَنِ مَا اِبْتَدَعَ فِى زَمَانِنَا مَا يَفْعَلُ كُلَّ عَامٍ فِى الْيَوْمِ الْمُوَافِقِ لِيَوْمِ مَوْلِدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الصَّدَقَاتِ وَالْمَعْرُوْفِ وَإظْهَارِ الزِّيْنَةِ وَالسُّرُوْرِ

Dan di antara bid’ah yang baik di zaman kita adalah perbuatan  yang dilakukan setiap tahun pada hari yang bertepatan dengan hari kelahiran Nabi seperti shadaqoh, berbuat baik, menampakkan pakaian yang bagus, dan bergembira.

4).Kitab Mafahim Yajibu An Tushahhah..., yaitu:
وَالْحَاصِلُ أنَّ الاِجْتِمَاعَ لأجْلِ الْمَوْلدِ النَّبَوِيِّ أمْرٌ عَادِيٌّ وَلَكِنَّهُ مِنَ الْعَادَاتِ الْخَيْرَةِ الصَّالِحَاتِ الَّتِى تَشْتَمِلُ عَلَى مَنَافِع كَثِيْرَةٍ وَفَوَائِد تَعُوْدُ عَلَى النَّاسِ بِفَضْلٍ وَفِيْرٍ لأنَّهَا مَطْلُوْبَةٌ شَرْعًا بِأفْرَادِهَا
Pada pokoknya, berkumpul untuk mengadakan Maulid Nabi merupakan sesuatu yang telah mentradisi. Namun  hal itu termasuk kebiasaan yang baik yang mengandung banyak kegunaan dan manfaat yang akhirnya kembali kepada umat itu sendiri dengan beberapa keutamaan di dalamnya. Sebab kebiasaan seperti itu memang dianjurkan oleh syara’ secara parsial (bagian bagiannya).
Agaknya sejumlah argumentasi rasional dan landasan keagamaan yang diambil dari berbagai pendapat ulama otoritatif telah cukup untuk menegaskan bahwa peringatan maulid nabi adalah benar-benar telah sesuai dengan semangat dan tuntunan agama.
Lebih dari itu penting pula untuk digarisbawahi bahwa hendaknya peringatan ini tidak  diselenggarakan dengan cara yang berlebihan dan bagaimanapun juga aplikasi keteladanan dari nabi yang menurut Michael Hart menduduki peringat satu dari seratus tokoh berpengaruh di dunia ini benar-benar harus ditekankan. 

Referensi
Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki. Mafahim Yajibu ‘an Tushahhah. Makkah: Dar al-Auqaf al-Islamiyyah, t.t.
Syaikh Abdullah al Harary. Sharihul Bayan. Beirut: Darul Masyari’, 2002.
Syaikh Muhammad Ali as-Shabuny, Rawa’iyul Bayan fi Tafsir Ayat al-Ahkam. Damaskus: Maktabah al-Ghazali, 1971.
Syaikh Yusuf Ibn Isma’il an-Nabhany. Sa’adatud Daraini. Beirut: Darul Fikr, 2007.
KH. Muhyiddin Abdusshomad.  Fiqh Tradisional. Surabaya: Khalista, 2008.

[1] Penulis adalahj Ketua  Aswaja NU  Center  Jombang

Jumat, 25 Januari 2013

Pengajian Abah : Maulid Nabi Muhammad SAW

12 Rabiul Awwal lahir ke dunia ini makhluk yang paling mulia, Nabi yang paling mulia, Dialah Muhammad orang yang paling banyak mendapat pujian, karena sifat-sifatnya yang mulia, Dialah Ahmad orang yang paling pandai bersyukur kepada Allah, Dialah Nabi yang Ummi, tidak membaca dan menulis, yang diturunkan kepadanya Al Qur’an sebagai mu’jizat terbesar dan tidak ada seorangpun bisa menandinginya, Dialah Nabi yang telah dikabarkan oleh para Nabi-nabi sebelumnya Sebagaimana te;ah disebutkan di dalam Al Qur’an :

øŒÎ)ur tA$s% Ó|¤ŠÏã ßûøó$# zNtƒótB ûÓÍ_t6»tƒ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) ÎoTÎ) ãAqßu «!$# /ä3øs9Î) $]%Ïd|ÁB $yJÏj9 tû÷üt/ £ytƒ z`ÏB Ïp1uöq­G9$# #MŽÅe³t6ãBur 5AqßtÎ/ ÎAù'tƒ .`ÏB Ï÷èt/ ÿ¼çmèÿôœ$# ßuH÷qr& ( $¬Hs>sù Nèduä!%y` ÏM»oYÉit6ø9$$Î/ (#qä9$s% #x»yd ֍ósÅ ×ûüÎ7B ÇÏÈ  
Artinya : “dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (Q.S. Ash Shaff ayat 6) : Q.S.61:6

Muhammad, Nabi pembawa berkah bagi ummatnya, Nabi yang ketika dilahirkan semua makhluk berebut ingin memeliharanya, Sekawanan burung mengatakan kami yang akan memeliharanya, Para Malikat pun berkata kami lebih berhak terhadapnya, bahkan segerombolan hewan menawarkan untuk menyusuinya. Tapi Allah menghendaki lain, Allah berfirman dalam hadits Qudsi :
“Ana aula bihabiibi wanabiyyi Muhammad, Fainni Qod kataktu ala turjiahu illa ana fi halimah”

Artinya : “Aku lebih berhak atas kekasihku dan nabiku Muhammad, Aku telah menentukan bahwa tidak ada yang menyusuinya kecuali hambaku Haliimah.”)

Sungguh beruntung orang yang pernah menggendongnya, Sungguh beruntung orang yang pernah menyusuinya, sungguh berkah rumah yang pernah ditempatinya. Karenanya pada bulan Rabiul Awwal kita merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT atas lahirnya Nabi pembawa rahmah, atas diutusnya Nabi panutan ummah, Jazaakallaahu khoiro, Semoga Allah memberikan pahala kebaikan kepadamu wahai Raja Mughaffar, engkaulah yang pertama kali merintis perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW., engkaulah yang menghidupkan sunnah hasanah, bid’ah hasanah, perbuatan yang baik di dalam Islam,

Mankaana fil Islaami sunnatan hasanah, Falahu Ajruha, Wa Ajru man amila biha min ghairi ayyankuso min ujuurihim syai’ , Wa Mankaana Fil Islaami sunnatan syayyi’ah kaana alaihi mitsluha Wa witsluha man amila biha minba’dih li ghairi ayyankuso min aujarihim syai’.” 

Artinya :Barangsiapa yang memulai dalam Islam sunnah hasanah, bid’ah hasanah, perbuatan yang baik maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, Dan barangsiapa yang memulai dalam Islam sunnah syayi’ah, bid’ah sayyi’ah, perbuatan yang buruk, maka baginya akan mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang menirunya setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”)

Saudara-saudaraku,
Dikisahkan ada keluarga Yahudi yang merasa gerah dan terusik dengan tetangganya yang muslim merayakan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, pada bulan Rabiul Awwal hingga pada suatu malam mereka tertidur, Sang Istri bermimpi melihat seorang laki-laki yang gagah nan berwibawa, penuh dengan cahaya, Dia berjalan di antara sahabat-sahabatnya bagaikan rembulan yang dikelilingi bintang-bintang,
Perempuan itu pun bertanya, siapakah orang yang penuh dengan cahaya tersebut ?
Salah seorang di antara mereka menjawab, Dialah Nabi pilihan dari bangsa Arab,
Kemudian perempuan itu bertanya, apakah ia mau berbicara denganku ?
Dijawabnya dia bukan orang yang sombong lagi angkuh,
Perempuan itu kemudian menyapanya, Wahai Muhammad,
Dijawab oleh Rasulullah dengan tutur kata yang lembut,
Lantas perempuan itu berkata, Begitu sopan tutur katamu padaku, padahal aku bukanlah seorang muslimah,
Rasulullah menjawab, aku mengucapkan kata-kata itu karena aku tahu bahwa Allah akan memberimu hidayah,
Perempuan tersebut berkata, Sungguh engkaulah Nabi yang mulia, baik budi pekertimu, Kemudian ia masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, iapun bernadzar besok dia akan bersedekah dengan semua hartanya untuk merayakan peringatan maulid sebagai ungkapan kegembiraannya dengan datangnya hidayah Islam,
Terbangunlah perempuan itu dari tidurnya, iapun lantas mengucapkan dua kalimat syahadat, “Asyhadu anla ilaaha illallah Wa asyhadu annamuhammadur Rasulullah”.
Ia pun dikejutkan ketika melihat suaminya menyiapkan sesuatu, seakan menyiapkan Walimah besar-besaran,
Perempuan itu berkata kepada suaminya, ada apa gerangan ?
suaminya menjawab, saya lakukan ini untuk orang yang telah meng-Islam-kanmu tadi malam, iapun semakin heran, siapa yang memberitahumu tentang hal ini?,
Dengan bangga ia menjawab, aku diberitahu oleh orang yang telah mengIslamkanku setelahmu, keduanya masuk Islam dan beriman setelah bermimpi bertemu Rasulullah SAW,.

Rasulullah SAW bersabda : “Man Roaa  fil manam waqod  Roal Haqqo Wa innasy-syaithona laa tayyaayud  (Barangsiapa yang bermimpi melihatku dalam tidurnya maka ia benar-benar melihatku karena sesungguhnya syaitan tidak dapat menyerupaiku.”

Sungguh hidayah Allah datang dengan tiba-tiba, sungguh keberkahan tidak terkira datangnya, keberkahan akan di dapat oleh orang yang telah dikehendaki oleh Allah.

$oY­/u Ÿw ùøÌè? $oYt/qè=è% y÷èt/ øŒÎ) $oYoK÷ƒyyd ó=ydur $uZs9 `ÏB y7Rà$©! ºpyJômu 4 y7¨RÎ) |MRr& Ü>$¨duqø9$# ÇÑÈ  
Artinya : “(mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)". (Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 8) : Q.S. 3:8

Semoga kita ikhlas dalam merayakan peringatan Maulid agar kita mendapatkan berkah. Amin Yaa Rabbal ‘alamiin.

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger