Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Sabtu, 28 April 2012

Obat Sakit Kepala dan Migrain


Sakit kepalaini bisa terjadi di sebagian kepala, di depan, samping kiri atau kanan,belakang atau di semua bagian kepala. Sebabnya banyak sekali, di antaranya :
daun inai
· Tidak adanya keseimbangan di antara empat bagiankepala.
· Adanya infeksi di perut, yang kemudian menjalarke kepala, karena kaitan urat syaraf dari perut ke kepala.
· Adanya angin di perut yang kemudian naik kekepala sehingga mernbuatnya sakit.
· Adanya pembengkakan di urat perut. Yang karenaia sakit, maka sakit ini menjalar ke kepala.
· Akibat penegangan seluruh anggota tubuh karenajima' dan orgasme, yang membuat suhu badan meningkat.
· Akibat udara yang panas menyengat dan suhu badanyang meningkat. Udara dingin dan udara yang mengendap di kepala sehingga tidakbisa keluar.
· Kurang tidur malam hari.
· Akibat tekanan di bagian kepala memanggul barangyang berat dengan kepala.
· Terlalu banyak bicara sehingga menguras kekuatanotak.
· Terlalu banyak akitivitas, gerakan atau punmemforsir dalam berolah raga. - Akibat dari faktor psiko logis, seperti hatiyang sedih. jiv,a yang resah, takut, khawatir dan pikiran yang terlalu berat.
· Perut kosong dan lapar, seh ingga perut hanyaberisi udara lalu naik ke otak.
· Pembengkakak di bawah kulit kepala, sehinggamembuat kepala seakan seperti dipukul godam.
· Karena demam yang panasnya menjalar ke kepaladan membuatnya sakit.

Pengobatanyang disebutkan di dalam hadits ini hanya merupakan salah satu alternatifpengobatan sakit kepala dan bukan satu-satunya. Sebab selain itu masih banyakcara pengobatannya, tergantung dari jenis dan sebabnya, seperti dengan caramenenangkan pikiran, makan sesuatu yang segera mengembalikan kekuatan, tidurdan diam, pendinginan, penghangatan, tidak boleh mendengarkan suara yang kerasdan lain-lainnya. Tentang pohon inai sendiri, jika ditumbuk hingga lembut danditempelkan di bagian kening, bisa meredam sakit kepala dan bisa menguatkanurat syaraf Bahkan kegunaannya tidak sebatas untuk sakit di kepala saja,tapi juga untuk anggota badan lainnya.

Al - Bukharimeriwayatkan, banwa jika ada seseorang mengadukan sakit di kedua kakinya kepadaRasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka beliau bersabda kepadanya,"Olesilah dengan inai”


Ref : Zaadul Maad, Ibnu Qayim Jauziyah
Sumber : www.rumahislam.com



Kamis, 26 April 2012

Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.

Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya,

“Nak, apakah benda itu?”

“Burung gagak”, jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit kuat,

“Itu burung gagak, Ayah!”

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama.

Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,

“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.

Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah,

“Itu gagak, Ayah.” Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.

“Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan????

Itu burung gagak, burung gagak, Ayah…..”, kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan.
Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama.

“Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,” pinta si Ayah.

Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.

“Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya,

“Ayah, apa itu?”

Dan aku menjawab,

“Burung gagak.”

Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi
rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya.

“Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”
Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara,

“Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah.”

Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yg telah ia perbuat.

PESAN:
Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu, hormatilah mereka.
Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil.
Kita sudah banyak mempelajari tuntunan Islam apalagi berkenaan dengan berbakti kepada kedua orangtua.Tapi berapa banyak yang sudah dimengerti oleh kita apalagi diamalkan???
Ingat! ingat! Banyak ilmu bukanlah kunci masuk syurganya Allah.
SEBARKo kteman anda jika menurut anda catatan ini bermanfaat….

Sumber : http://virouz007.wordpress.com

***

Minggu, 22 April 2012

SUSBANPIM PP GP ANSOR di PP. Al Islam


PP. GP. ANSOR Menggelar Seleksi Calon Peserta SUSBANPIM (Kursus Banser Pimpinan) untuk wilayah Propinsi DIY dan Jawa Tengah pada Ahad, 22 April 2012 di Pondok Pesantren Al Islam Yogyakarta.



Kegiatan diikuti oleh 35 peserta dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dipandu langsung oleh Instruktur Pusat dan dihadiri oleh Pengurus PP GP ANSOR.

Menurut Ambar Anto W. Ketua GP Ansor Kota Yogyakarta, Susbanpim ini merupakan program kerja PP GP ANSOR yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta. Dan GP Ansor Kota Yogyakarta di akhir bulan ini akan melaksanakan PKD (Pendidikan Kader Dasar) Ansor dan Diklatsar Banser Kota Yogyakarta pada tanggal 28 dan 29 April 2012.

Berkaitan dengan kegiatan Susbanpim ini, sebelumnya pada pagi jam 09.00 telah dilaksanakan Pelantikan pengurus GP Ansor DIY oleh PP GP Ansor di Kampus UIN Yogyakarta






Mars Ansor :


Sabtu, 14 April 2012

Pengajian Muslimat NU Kota Yogyakarta


Muslimat NU Kota Yogyakarta menggelar semaan Al Qur'an dan pengajian di Pondok Pesantren Al Islam Yogyakarta pada Jum'at, 13 April 2012. Kegiatan dimulai jam 13.30 sampai 15.30 WIB. diikuti oleh sekitar 300 orang jamaah Muslimat NU Kota Yogyakarta. Turut hadir para sesepuh dan segenap pengurus Muslimat NU Kota Yogyakarta.

Dalam semaan Al Qur'an, Al Qur'an dibaca langsung oleh ketua Muslimat NU Kota Yogyakarta yaitu Ibu Nyai Hj. Barakah Nawawidan dilanjutkan pengajian oleh Ustadz Abu Aqdam bin Bunandar dari Pondok Pesantren Al Islam Yogyakarta. 


Dalam tausiahnya Ustadz Abu Aqdam menyatakan bahwa wanita merupakan tulang punggung keberhasilan dalam kehidupan, dan diharapkan Muslimat NU Kota Yogyakarta dapat memberikan bukti keberhasilan melalui kesejahteraan dari dalam keluarga dan kemudian kepada masyarakat. sehingga diharapkan Muslimat NU akan menjadi dambaan para ibu di Kota Yogyakarta.


Kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Islam Yogyakarta.











Minggu, 08 April 2012

Santri PP Al Islam Juara MTQ DIY

4 Santri Pondok Pesantren Al Islam Yogyakarta berhasil meraih prestasi juara pada MTQ Tingkat Umum Kota Yogyakarta pada Sabtu, 17 Maret 2012 yang dilaksanakan di Komplek Balaikota Timoho.

MTQ Tingkat Kota Yogyakarta ini dalam rangka seleksi untuk memilih wakil Kota Yogyakarta pada MTQ Tingkat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Wates Kabupaten Kulon Progo pada 3 - 5 April 2012.

Keempa
t santri Al Islam tersebut adalah :
1. Menik Nur'ani : Juara 2 MHQ 1 Juz dan Tilawah Putri
2. Nur Hasanah : Juara 3 MHQ 1 Juz dan Tilawah Putri
3. Julia Mar'atul Maslahah : Juara 3 MHQ 5 Juz dan Tilawah Putri
4. Mardlotillah : Juara 3 MHQ 5 Juz dan Tilawah Putra

Sedangkan dalam MTQ Tingkat Propinsi DIY. Santri PP. Al Islam meraih Juara 3 MHQ 5 Juz dan Tilawah Putra, atas nama Muhammad Mukhtar.
Selamat ... Tingkatkan belajarmu,

Lomba sebagai motivasi untuk lebih baik dalam belajar, bukan sebagai tujuan utama.
Siapa bersungguh-sungguh akan berhasil.

Sungguh Allah Maha Pemurah


NASKAH HADITS

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – عَن النَّبِيِّ فِيْمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ ، قَالَ : قَالَ : إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئاَتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً . متفق عليه.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallaahu 'anhuma dari Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam tentang apa yang diriwayatkan dari Rabb-nya ‘Azza Wa Jalla, Dia berfirman: Beliau bersabda: “sesungguhnya Allah mencatatkan seluruh kebaikan dan keburukan, kemudian (Dia Ta’ala) menjelaskan hal itu; barangsiapa yang berkeinginan untuk melakukan suatu kebaikan namun dia belum melakukannya (tidak jadi), maka Allah telah mencatat baginya satu kebaikan secara sempurna; jika dia berkeinginan untuk melakukannya, lantas dia (jadi) melakukannya, maka Allah telah mencatatkan baginya disisiNya sebanyak sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat, hingga berlipat-lipat; dan barangsiapa yang berkeinginan untuk melakukan suatu keburukan namun dia belum melakukannya (tidak jadi), maka Allah telah mencatatkan baginya disisiNya satu kebaikan secara sempurna; jika dia berkeinginan untuk melakukannya lantas dia (jadi) melakukannya maka Allah telah mencatatkan baginya satu keburukan”. (H.R.Muttafaqun ‘alaih)

PENJELASAN KEBAHASAAN

  • Ungkapan: “Fî mâ yarwî ‘an Rabbihi ‘Azza Wa Jalla” (tentang apa yang diriwayatkan dari Rabb-nya ‘Azza Wa Jalla) : ini merupakan salah satu lafazh periwayatan Hadîts Qudsiy, yaitu hadits yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam dan beliau kemudian menyandarkannya kepada Rabb-nya ‘Azza Wa Jalla.
  • Ungkapan: “Innallâha kataba al-Hasanâti wa as-Sayyi-âti” (sesungguhnya Allah mencatatkan seluruh kebaikan dan keburukan) : ungkapan ini bisa jadi adalah firman Allah dan taqdir-nya (perkiraan kata sebelumnya yang semestinya) adalah “Qâlallâhu: Innallâha kataba…” (Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah mencatatkan…dst” ). Bisa jadi juga, ungkapan tersebut berasal dari sabda Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam yang dihikayatkan oleh beliau dari fi’l (perbuatan) Allah Ta’ala.
  • Ungkapan “kataba” (mencatatkan) : maksudnya, Allah Ta’ala memerintahkan para malaikat al-Hafazhah untuk mencatatkan. Ada yang mengatakan: “Dia Ta’ala menakdirkan hal itu lalu para malaikat pencatat mengetahui takdir tersebut”.
  • Ungkapan “Tsumma bayyana dzâlik” (Kemudian menjelaskan hal itu) : yakni bahwa Allah Ta’ala menjelaskan hal itu, kemudian memerincinya melalui firmanNya (dalam hadits tersebut): “fa man hamma….” (barangsiapa yang berkeinginan…) .
  • Ungkapan “Fa man Hamma” (Maka barangsiapa yang berkeinginan) : kata hamm (ism mashdar/kata benda dari kata kerja hamma) maknanya adalah mempertegas tujuan untuk berbuat. Jadi, maknanya lebih dari sekedar belesitan yang melintas di hati dan bersifat labil. Ada pula yang mengatakan: maknanya adalah “bila hendak” sebagaimana terdapat dalam sebagian riwayat.
  • Ungkapan “fa lam ya’malhâ” (namun dia belum melakukannya [tidak jadi]) : yakni tidak jadi melakukannya dengan anggota badannya ataupun hatinya. Sedangkan ungkapan: “ilâ sab’i mi-ati dla’fin” (hingga tujuh ratus kali lipat) : kata dla’f secara bahasa maknanya: al-Mitsl (misal, lipat).

PELAJARAN-PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL

1. Hadits diatas berbicara seputar betapa besarnya karunia yang dianugerahkan oleh Allah Ta’ala dan kemurahanNya. Dalam hal ini, Dia Ta’ala memberikan karunia kepada hamba-hambaNya; menetapkan pahala dari kebaikan-kebaikan yang ingin mereka lakukan dengan mencatatkannya beberapa kebaikan disisiNya. Hal tersebut berkenaan dengan sekedar niat dan keinginan; bila sudah beralih kepada amal nyata dan praktik, baik berupa amal hati ataupun amal anggota badan, maka Dia Ta’ala akan melipatgandakan kebaikannya dengan beberapa kali lipat, terhitung dari sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat, hingga berlipat-lipat.
2. Para Ulama menyebutkan bahwa diantara faktor yang dapat menambah kebaikan tersebut hingga berlipat ganda seperti itu adalah seberapa jauh bertambahnya keikhlasan, kuat dan mantapnya tekad, hidupnya hati, diwariskannya kemanfa’atan yang berlebih seperti sedekah jariah, ilmu yang bermanfa’at, sunnah hasanah, kemuliaan amal, dan sebagainya.
3. Hadits tersebut juga mengandung pelajaran betapa besarnya karunia dan kemurahan Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman. Diantaranya, Dia Ta’ala tidak menjadikan mereka berdosa lantaran belesitan hati mereka untuk melakukan perbuatan maksiat yang belum mantap di hati dan belum menjadi tekad bulat; bila hal tersebut tidak jadi mereka lakukan, maka akan dicatatkan satu kebaikan bagi mereka. Akan tetapi bila mereka jadi melakukannya, maka hanya dicatatkan bagi mereka satu keburukan saja, tidak dilipatgandakan sebagaimana perhitungan terhadap perbuatan baik.
    Diantara yang menguatkan statement ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah melampaui (tidak mengganggap sebagai dosa) bagi umatku terhadap apa yang terbersit oleh hati mereka (untuk dilakukan) selama mereka tidak berkata-kata atau (jadi) melakukannya”.
4. Allah Ta’ala pasti mencatatkan setiap perbuatan yang dilakukan oleh seorang hamba; kecil atau besarnya, sepele atau tidaknya. Dia Ta’ala berfirman: “dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan…”. (QS. 36/Yâsîn:12).
   
    Allah juga berfirman: “Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata:"Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang juapun". (QS. 18/al-Kahf: 49). 
  Dalam firmanNya yang lain: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.[7]. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.[8]. (Q.S.99/az-Zalzalah: 7,8). 
    Oleh karena itu, seorang Muslim harus selalu berupaya agar yang dicatatkan untuknya hanyalah yang berupa kebaikan dan bila terbetik dihatinya atau pikirannya atau bahkan sudah beralih kepada melakukan perbuatan maksiat, maka dia harus sesegera mungkin bertindak untuk menghapuskannya, yaitu dengan cara bertaubat, menyesali dan beristighfar.

5. Terkadang terlintas dalam pikiran seseorang bahwa kesenangan dan kenikmatan hanya dirasakannya ketika berbuat maksiat kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu, bila dia meninggalkan hal tersebut dan melepaskan diri dari pikiran semacam itu demi mendapatkan ridla Rabb-nya, menginginkan pahalaNya serta takut akan siksaNya, niscaya dia akan diganjar pahala atas usahanya tersebut.
6.  Pelajaran lain yang dapat diambil dari hadits diatas adalah bahwa seorang hamba tidak diganjar pahala ataupun siksa bila yang dilakukan adalah berupa perbuatan-perbuatan yang asalnya dibolehkan, kecuali bila terkait dengan niat yang shalih atau rusak. Dalam kondisi seperti ini, perbuatan yang dibolehkan tersebut bisa berubah menjadi perbuatan shalih yang diganjar pahala atau perbuatan rusak yang diganjar siksa.
7. Manakala Allah Ta’ala menjadikan keinginan untuk berbuat amal shalih dari seseorang lantas dicatatkan baginya satu pahala kebaikan meskipun tidak jadi dilakukan, adalah termasuk anugerah dan kemurahan dari Allah Ta’ala. Demikian pula, manakala Dia Ta’ala mengganjar pahala bagi seorang Muslim yang ingin melakukan suatu perbuatan baik, lantas dia tidak dapat melakukannya seperti orang yang berniat melakukan shalat malam tetapi tertidur, sakit atau mendadak harus bepergian dan sebagainya; maka, Dia Ta’ala tetap mencatatkan pahala bagi apa yang dilakukannya atau diniatkan olehnya meskipun tidak jadi dilakukannya.
    8. Bahwa Allah Ta’ala melipatgandakan pahala kebaikan bagi orang yang melakukannya dan tidak menganggap sebagai keburukan bila hanya berupa belesitan di dalam hati namun tidak sampai melakukannya; ini semua adalah karunia dan kemurahan Allah Ta’ala. Namun tidak sebatas itu saja karunia dan kemurahanNya tetapi lebih dari itu, Dia Ta’ala juga bahkan akan menghapuskan semua keburukan tersebut bila seorang Muslim melakukan perbuatan baik setelah itu. Berkaitan dengan hal ini, Allah Ta’ala berfirman: “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS. 11/Hûd: 114). 

Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda kepada Abu Dzarr radhiallaahu 'anhu : “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah (timpalilah) keburukan itu dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskannya (keburukan tersebut) serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”. 



Jumat, 06 April 2012

Lulusan SD & SMP Wajib Punya Ijazah MDT


Kamis, 29/03/2012 - 14:43
SOREANG,(PRLM).- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kab.Bandung mulai pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2012/2013 mewajibkan lulusan SD untuk memiliki ijazah Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) saat melanjutkan ke SMP/MTs. Kewajiban sama juga untuk siswa SMP yang akan ke SMA/SMK/MA.
"Ketentuan harus memiliki ijazah madrasah diniyah tercantum dalam Peraturan daerah (Perda) No. 7/2008 dan Perbup No. 34/2010 tentang kewajiban belajar di MDT," kata Kepala Disdikbud Kab. Bandung, H. Juhana, di sela-sela lomba calustung, calisqur, dan olimpiade MIPA di Pontren Baitul Arqam, Kamis (29/3).
Lebih jauh Juhana mengatakan, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA negeri maupun swasta harus melihat ada atau tidaknya ijazah MDT pada saat PPDB. "Kalau calon siswa belum memiliki ijazah MDT bisa saja diterima sebagai siswa, namun diharuskan belajar di MDT sehingga bisa mempunyai ijazah MDT," ujarnya.(A-71/A-107)***

Beasiswa Santri PBSB Kemenag Tahun 2012 - 2013

Program Beasiswa Santri Berprestasi disingkat menjadi PBSB adalah sebuah program pemberian bantuan pembiayaan yang diperlukan bagi santri berprestasi, yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi syarat untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi yang telah menjalin kerjasama dengan Kementerian Agama RI.

Perguruan Tinggi mitra Kementerian Agama RI dalam PBSB adalah:

  1. Institut Pertanian Bogor (IPB)
  2. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
  3. Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta
  4. Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya
  5. Universitas Pendidikan Indonesia  (UPI)  Bandung
  6. Universitas  Islam  Negeri  Syarif  Hidayatullah  (UIN  Syahid) Jakarta
  7. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) Yogyakarta
  8. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MALIKI) Malang
  9. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya
  10. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang

Tujuan 

Tujuan dari Seleksi Calon Peserta PBSB adalah menjaring santri yang memiliki kemampuan akademik, kematangan pribadi, kemampuan penalaran, dan potensi untuk dapat mengikuti program pendidikan tinggi. 

Sasaran Peserta Seleksi 

Sasaran peserta Seleksi Calon Peserta PBSB tahun 2012 adalah : 
  1. Santri mukim pondok pesantren yang sedang duduk di kelas III MA yang diselenggarakan oleh pondok pesantren, baik yang hafidz Al-Qur’an 10 juz ataupun tidak; 
  2. Santri mukim pondok pesantren yang hafidz Al-Qur’an minimal 10 juz dan sedang duduk di kelas III SMA/SMK yang diselenggarakan oleh pondok pesantren; 
  3. Santri lulusan pondok pesantren salafiyah, baik yang hafidz Al-Qur’an 10 juz ataupun tidak; 
  4. Santri lulusan Pondok Pesantren Muadalah (Pendidikan Diniyah Menengah Atas), baik yang hafidz Al-Qur’an 10 juz ataupun tidak;  
  5. Santri lulusan Program Pendidikan Kesetaraan Paket C pada pondok pesantren, baik yang hafidz Al-Qur’an 10 juz ataupun tidak. 
Ruang Lingkup 

Seleksi Calon Peserta PBSB adalah suatu sistem rekruitmen bagi calon peserta PBSB, dimana PBSB adalah program pemberian bantuan beasiswa dan pembinaan bagi santri yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi syarat, pada program Pendidikan Vokasi dan Sarjana di Perguruan Tinggi yang ditunjuk melalui Surat Keputusan (SK) Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
  
Kementerian Agama RI akan menanggung biaya pendidikan sampai santri yang bersangkutan menyelesaikan studi atau 8 (delapan) semester untuk program sarjana (S1) dan 6 (enam) semester untuk pendidikan vokasi. Khusus prodi/jurusan/mayor Pendidikan Dokter, Kedokteran Gigi, dan Kedokteran Hewan selama 12 semester.  Adapun mengenai pendidikan profesi, studi lanjut sarjana dari pendidikan vokasi, dan penambahan masa studi akan diatur kemudian menyesuaikan dengan ketercukupan anggaran pada Kementerian Agama RI.

Pendaftaran Seleksi

Pendaftaran seleksi akan dimulai pada tanggal 9 s/d 27 April 2012 di Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi se-Indonesia

Pelaksanaan Seleksi
  • Tes seleksi akan dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2012 di Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi yang ditunjuk sebagai pelaksana seleksi.
  • Hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 1 Juni 2012 di Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi se-Indonesia
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Panitia Seleksi Calon Peserta PBSB Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI. dengan nomor telepon 021-3811810 atau  melalui  website  http://www.pondokpesantren.net  /  http://www.ditpdpontren.com


Silahkan Download :

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger